Saat musim hujan berlangsung, biasanya binatang ini banyak dijumpai merayap di pohon-pohon pisang, di dinding-dinding rumah dan di kebun yang rindang dengan pepohonan. Binatang ini berkembang biak dengan cepat, karena sekali bertelor jumlahnya sangat banyak. Kesan pertama memang binatang ini kotor dan menjijikkan, namun ternyata di sebagian daerah binatang ini banyak dimanfaatkan sebagai penutup luka baru bekas senjata tajam dan sejenisnya, sebelum gel penutup luka dan cairan antiseptik dengan berbagai merek beredar di pasaran.
Caranya, lendir bekicot dikeluarkan lalu dioleskan pada luka. Ternyata hanya perlu menunggu beberapa saat, luka yang tadinya mengalirkan darah sudah menutup dan rapat tidak berdarah lagi.
Penelitian tentang efektivitas lendir bekicot dalam penyembuhan luka pernah dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor, yang menyatakan bahwa luka pada punggung mencit yang diolesi lendir bekicot ternyata dua lebih cepat menutup dari pada luka pada mencit yang tidak diolesi dengan lendir bekicot. Pengamatan jaringan tubuh di bagian luka di bawah mikroskop memperlihatkan penutupan luka dan penyatuan jaringan kulit berlangsung lebih cepat pada mencit yang diobati.
Dalam suatu hasil penelitian dinyatakan bahwa lendir yang diproduksi kelenjar di dinding tubuh bekicot, maupun zat getah bening yang mengalir dalam tubuh bekicot mempunyai aktivitas penggumpalan serta pembasmian bakteri dan benda asing. Mungkin komponen itu pula yang berfungsi dalam penutupan luka.